Minggu, 23 Agustus 2009 | 05:06 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com - Kasus penyiksaan oleh Badan Pusat Intelijen AS atau CIA yang berlangsung saat interogasi, Sabtu (22/8), semakin terkuak. Cerita lengkap mengenai modus penyiksaan akan dibeberkan, Senin. Namun, sebagian kisah penyiksaan tersebut sudah bermunculan di sejumlah media massa AS.
Penyiksaan ini dilakukan kepada para tersangka teroris. Hal ini terungkap dalam laporan Inspektorat Jenderal CIA Tahun 2004. Salah satu contoh penyiksaan itu menimpa Abd al-Rahim al-Nashiri, pengebom Kapal Perang AS, USS Cole. Kapal ini diserang dengan bom pada 12 Oktober 2000 saat berlabuh di Aden, Yaman.
Salah satu pelaku pengebom kapal di Teluk itu diinterogasi. Saat interogasi berlangsung, pelaku diancam dengan senjata dan alat pengebor. Demikian dikatakan dua anggota Kongres AS, Jumat di Washington. Kisah penyiksaan selama ini dirahasiakan. Namun, di situs majalah AS, Newsweek, pada Jumat malam, cuplikan kisah penyiksaan sudah mulai muncul.
Dalam episode lain, sebuah tembakan dilepaskan di sebuah kamar penjara, lokasi tersangka teroris. Tembakan ini bertujuan membuat tawanan di kamar lain yakin bahwa CIA telah menembak seorang tawanan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa CIA tidak akan main-main dan siap menembak tawanan berikutnya yang tidak kooperatif.
Seorang hakim federal telah memerintahkan agar laporan itu dipublikasikan Senin besok. Pembeberan ini dilakukan sebagai jawaban atas gugatan berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information Act), yang diajukan American Civil Liberties Union (ACLU).
Nashiri juga merupakan salah satu dari tiga tahanan CIA yang menjadi korban penyiksaan dengan teknik waterboarding. Ini adalah istilah bagi penyiksaan dengan menyiramkan air ke wajah tersangka dengan posisi telentang serta mata tertutup. Teknik ini membuat obyek penyiksaan merasa sesak napas sekaligus didera ketakutan akan kematian. Simulasi teknik waterboarding ini bermunculan di situs Google dengan kisah kengerian yang diutarakan para sukarelawan.
Ini adalah bagian dari sepuluh jenis penyiksaan yang disetujui Departemen Kehakiman pada tahun 2002 saat George W Bush berkuasa. Presiden AS Barack Obama dan Jaksa Agung Eric Holder telah mengecam hal itu sebagai penyiksaan yang tidak sesuai hukum.
Investigasi atas Bush
Juru bicara CIA, Paul Gimigliano, tidak memberi komentar mendalam soal informasi itu. Namun, dia mengatakan, ”CIA sama sekali tidak menyetujui praktik itu, lepas dari sering atau tidaknya digunakan, karena hal itu sudah melampaui batas kewajaran.”
Selain ini, aksi mengancam tawanan dengan kematian melanggar undang-undang di AS soal antipenyiksaan.
Holder sedang memikirkan apakah akan menunjuk seorang jaksa penuntut untuk menyelidiki pemerintahan di bawah kekuasaan Bush. Hal ini agak kontroversial dengan keinginan Presiden Obama, yang ingin melupakan isu ini.
Gimigliano menambahkan, para penyelidik dari Departemen Kehakiman telah menelaah laporan penyiksaan itu. Penelaahan itu bertujuan mencari tahu apakah ada pelanggaran undang- undang dan apakah para pelaku interogasi bisa diadili.
David Passaro, salah seorang pelaku interogasi CIA, dikenai hukuman tahun 2007. Dia terbukti memukuli seorang tawanan AS di Afganistan hingga mati.
Harian The Los Angeles Times pada 9 Agustus 2009 telah menuliskan pula teknik penyiksaan tawanan dengan tujuan agar para tersangka memberi pengakuan.
Semua laporan penyiksaan itu telah dirampungkan pada tahun 2004. ACLU sudah mencoba agar informasi tersebut dibeberkan kepada publik, tetapi tidak pernah berhasil. Pemerintahan Bush menunda pembeberan informasi tersebut.
CIA menahan dan menginterogasi 94 tersangka teroris, sebanyak 28 tawanan di antaranya telah mengalami penyiksaan.
Mantan Direktur CIA Michael Hayden mengatakan, teknik penyiksaan itu pernah berhasil membuat para tersangka membeberkan sejumlah rencana dan pelaku terorisme.
John L Helgerson, mantan inspektur CIA, mengatakan bahwa laporan penyiksaan itu amat lengkap. Penyiksaan itu mulai berlangsung sejak serangan 11 September 2001, antara lain berupa serangan ke World Trade Center, New York.
Menyewa pembunuh
Laporan CIA juga mengungkapkan bahwa CIA pernah menyewa para pembunuh dari Blackwater, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengamanan. Ini adalah perusahaan yang pernah diotaki mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney, dan mantan Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld. Perusahaan, yang kini sudah berganti nama menjadi Xe Services itu disewa untuk membunuh para tokoh Al Qaeda. Harian New York Times membeberkan kisah ini serta menyebutkan, para pegawai Blackwater bertindak ugal-ugalan dan berpenampilan seperti koboi.
Direktur CIA Leon Panetta termasuk tokoh yang berada di balik pembeberan borok CIA. (REUTERS/AP/AFP/MON)
CIA SEWA PEMBUNUH BAYARAN BURU AL QAEDA
Kamis, 20 Agustus 2009 - 13:07 wib
Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
WASHINGTON - Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat pada 2004 menyewa kontraktor swasta Blackwater USA untuk melakukan program menemukan dan membunuh tokoh-tokoh Al Qaeda.
Para eksekutif Blackwater membantu badan mata-mata itu dalam perencanaan, pelatihan, dan pengawasan. CIA menghabiskan jutaan dolar untuk program itu, yang tidak berhasil menangkap atau membunuh satu pun tersangka teroris.
Faktanya, penggunaan perusahaan luar untuk program itu merupakan alasan utama yang membuat Direktur CIA Leon E Panetta menggelar pertemuan darurat pada Juni lalu untuk memberitahukan Kongres bahwa CIA menyembunyikan program itu selama tujuh tahun. Demikian seperti dikutip dari New York Times, Kamis (20/8/2009).
Sejauh ini belum jelas apakah CIA telah berencana menggunakan kontraktor itu untuk benar-benar menangkap atau membunuh tokoh-tokoh Al Qaeda, atau hanya membantu pelatihan dan pengawasan program itu.
Badan intelijen AS itu dalam beberapa tahun terakhir melemparkan sejumlah pekerjaan kontroversial kepada pihak lain, termasuk menginterogasi tahanan. Namun pejabat pemerintah mengatakan melibatkan pihak luar ke dalam sebuah program dengan otoritas untuk membunuh akan menimbulkan keprihatinan terhadap akuntabilitas operasi.
Para pejabat menyebutkan CIA tidak memiliki kontrak formal dengan Blackwater untuk program ini, melainkan hanya kesepakatan individual dengan pejabat tinggi perusahaan itu, termasuk pendirinya Erik D Prince.
Kerja Blackwater dalam program itu berakhir beberapa tahun sebelum Panetta memimpin CIA.
Blackwater, yang telah mengganti namanya menjadi Xe Services dan berbasis di Carolina Utara, dalam beberapa tahun ini telah menerima kontrak bernilai jutaan dolar dari pemerintah.
Perusahaan itu juga menimbulkan kontroversi. Para karyawan Blackwater yang disewa untuk mengamankan para diplomat AS di Irak dituduh menggunakan kekuatan berlebih dalam berbagai kesempatan. Termasuk penembakan di Baghdad pada 2007 yang menewaskan 17 warga sipil.
Dikutip dari Washington Post, program pembunuhan yang diungkapkan di Kongres pada Juni lalu oleh Leon Panetta itu awalnya diluncurkan pada 2001. Program itu merupakan bagian dari upaya CIA untuk membunuh atau menangkap anggota puncak Al Qaeda menggunakan pasukan paramiliter. Namun pada 2004, setelah program itu dihentikan, para pejabat CIA memutuskan untuk menggelarnya kembali di bawah nama kode yang lain dan menggunakan kontraktor luar.
"Sistem outsourcing memberikan CIA perlindungan jika terjadi kesalahan," sebut seorang pejabat intelijen yang sudah pensiun, yang mengetahui program pembunuhan itu.
(jri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar