Jumat, November 09, 2012

JIKA IRAN DISERANG ISRAEL


JIKA SERANG IRAN, 700 RIBU WARGA ISRAEL TERANCAM HUJAN RUDAL 


 
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sekitar 700 ribu warga Zionis tidak akan dapat berlindung jika terjadi perang antara Israel dan Iran. Itu karena tidak ada bunker atau tempat berlindung untuk mereka. Fars News mengutip Yeshiva World menyebutkan data tersebut berdasarkan laporan yang diterbitkan pada Desember 2011. 

Ratusan warga Israel di Palestina pendudukan tidak memiliki tempat perlindungan jika terjadi serangan atau hujan rudal. Gedung-gedung kota juga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai untuk warga Zionis. Disebutkan pula bahwa di Palestina pendudukan juga tidak ada bunker untuk orang yang cacat. Sebanyak 38 bunker umum yang ada tidak memiliki fasilitas untuk warga yang cacat. Adapun 48 bunker lain tidak jelas apakah memiliki fasilitas tersebut atau tidak. Kementerian Dalam Negeri Israel juga membenarkan laporan tersebut. Bahkan, mereka mengkonfirmasikan bahwa sebagian besar bunker umum yang ada belum siap digunakan. Di Israel tercatat 9.600 bunker umum dan 20.000 bunker pribadi. Pasca Perang 33 Hari, tidak dibangun bunker baru di Palestina pendudukan. Padahal jika terjadi perang dengan Iran, banyak wilayah khususnya di utara Israel yang akan menjadi sasaran serangan rudal. Diperkirakan sekitar 700.000 warga Israel tidak dapat menjangkau bunker. Laporan itu menuding rezim Zionis hanya menebar genderang perang tanpa mempersiapkan sarana dan fasilitas mendasar sebelum menjelang perang. 

Redaktur: Didi Purwadi Sumber: www.irib.ir

 
TEHERAN_DAKTACOM: Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Iran akan mengajarkan pelajaran yang baik kepada Israel jika mencoba untuk menyerang Republik Islam Iran.

Vahidi mengatakan pada Minggu(4/12)bahwa Israel tidak akan memiliki kesempatan bertahan hidup setelah berani melakukan serangan militer terhadap Iran, sepertinya angkatan bersenjata Iran akan menjatuhkan ke seluruh Israel dengan ribuan rudal, lapor Kantor Berita Fars. “Musuh harus menjawab pertanyaan ini, jika menyerang Iran, untuk berapa lama pertempuran dan akan kehilangan berapa banyak kapal perang dan apakah kapal musuh itu telah mempersiapkan diri?,”katanya lagi. “Mengapa rezim Zionis melakukan ancaman (terhadap Iran)? Berapa banyak rudal yang telah mereka mempersiapkan diri untuk Iran? 10.000? 20.000? 50.000? 100.000? 150.000 atau lebih? “Tanya menteri pertahanan Iran. 

Vahidi mengatakan angkatan bersenjata Iran tidak akan ragu untuk mempertahankan kedaulatan negaranya, dan menambahkan bahwa jika Zionis memutuskan untuk melaksanakan ancaman terhadap Iran, maka pasukannya akan balasan dendam selama bertahun-tahun dan mengintimidasi mereka sebagai bangsa tertindas.” Amerika Serikat dan Israel telah berulang kali mengancam Teheran dengan serangan militer, didasarkan pada dugaan bahwa nuklir Iran digunakan untuk kepentingan militer. Iran telah membantah tuduhan itu, dan mengatakan bahwa Iran sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir dan anggota IAEA, yang juga memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai. Sementara Israel menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklirnya atau untuk bergabung dengan Traktat Non-Proliferasi Nuklir, dan Israel baru-baru uji menembakkan rudal jarak jauh baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Rudal Jericho-3 milik Israel, yang mampu membaw hulu ledak seberat 750 kilo dan bisa menempuh jarak hingga 10.000 kilometer. Anehnya, rudal baru Israel , yang dapat menyerang banyak bagian dunia, tidak dianggap sebagai ancaman di mata Barat. 

(cyber sabili/Ag/Sia/Inas)

 
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran untuk Urusan Budaya dan Pertahanan, Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri meremehkan sistem pertahanan rudal Iron Dome milik rezim Zionis. Ia mengatakan tidak ada perisai rudal di dunia yang dapat menahan gempuran rudal Iran. "Tidak ada Iron Dome yang tidak bisa kita hancurkan. Apa yang dikatakan tentang Iron Dome (sistem pertahanan rudal untuk ancaman roket jarak pendek) adalah sekedar perang psikologis dan propaganda," ujar Jazayeri, Kamis di Teheran, (1/11) seperti dikutip Kantor Berita Fars. 

Deputi Kepala Staf itu juga meremehkan retorika ancaman Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran, yang menurutnya hanya bentuk perang psikologis. "Rezim Tel Aviv tidak mempunyai kemampuan militer untuk menyerang Republik Islam," katanya menegaskan. "Militer rezim Israel sangat rentan, sedikit saja Tel Aviv salah perhitungan, --dalam kasus serangan terhadap Iran-- dapat membuat rezim itu hancur," tegasnya. Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan, operasi pesawat tak berawak milik Hizbullah ke wilayah pendudukan dan mampu melewati sistem radar canggih Israel, membuktikan Iron Dome Israel dan perisai rudalnya bisa dihancurkan. "Jika insiden itu bukan bagian dari perang psikologis, maka hal itu menunjukkan Iron Dome dan perisai rudal pertahanan Israel sangat tidak efisien" kata Koordinator Deputi IRGC, Brigadir Jenderal Jamaleddin Aberoumand dalam sebuah konferensi pers di Tehran akhir Oktober lalu. "Zionis sendiri mengklaim bahwa operasi penyusupan pesawat tak berawak ke dalam wilayah-wilayah pendudukan menunjukkan sistem pertahanan rezim Zionis sangat lemah," tambahnya.

 Redaktur: Djibril Muhammad

 
WartaNews-Teheran - Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan negaranya akan mengajarkan pelajaran yang baik pada Israel, jika tetap ngotot untuk mencoba menyerang Republik Islam itu. 

Vahidi mengatakan pada Minggu (27/11) bahwa Israel tidak akan memiliki kesempatan, minimal bertahan hidup, setelah berhadapan dengan serangan militer Iran yang berpengalaman. "Musuh harus menjawab pertanyaan ini, jika menyerang Iran, untuk berapa lama pertempuran dan kehilangan berapa banyak kapal perang dan apa kapal itu telah mempersiapkan diri?" kata Vahidi. "Mengapa rezim Zionis melakukan ancaman terhadap Iran? Berapa banyak rudal yang telah mereka mempersiapkan diri untuk menyerang? 10.000? 20.000? 50.000? 100.000? 150.000 atau lebih? "Tanya menteri pertahanan Iran itu. 

Kantor Berita Fars melaporkan bahwa jika diserang, angkatan bersenjata Iran akan menjatuhi seluruh Israel dengan ribuan pon rudal. Vahidi juga menyarankan AS dan sekutunya bahwa untuk mewujudkan perang terhadap Iran, mungkin luar biasa. Mereka harus tahu bahwa dalam hal perang Republik Islam akan mengajarkan perang yang sebenarnya terhadap Amerika dan apa yang seharusnya dilakukan tentara AS. 

Vahidi mengatakan angkatan bersenjata Iran tidak akan ragu untuk mempertahankan kedaulatan negara, jika rezim Zionis memutuskan untuk melaksanakan ancaman terhadap Iran. Pasukan Iran akan melakukan pembalasan dendam pada intimidasi bangsa lain yang tertindas selama bertahun-tahun. 


TEHERAN – Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Iran memiliki 150 ribu misil yang saat ini diarahkan kepada Israel. Vahidi juga mempertanyakan maksud Israel yang mengancam untuk menyerang Iran. “Berapa banyak misil yang telah mereka persiapkan untuk menyerang kami? 10 ribu? 20 ribu? 50 ribu? 100 ribu, 150 ribu atau lebih? kami miliki semua itu,” ungkap Ahmad Vahidi seperti dikutip Panarmenian. Jenderal bintang satu itu juga memperingatkan Amerika Serikat (AS) pernyataan-pernyataan ofensif yang dikeluarkan oleh mereka. 

Menurutnya, setiap aksi ofensif AS akan dihalau oleh pihak keamanan garis keras, bila memang akan menyerang Iran. “AS dan sekutunya harus tahu bahwa Iran sangat kuat. Kami akan bertempur untuk memberikan pelajaran kepada AS bagaimana caranya berperangan seperti halnya pejuang jantan,” imbuhny Vahidi. Sebelumnya, Teheran juga mengeluarkan ancaman yang amat jarang terjadi kepada Turki. Mereka mengatakan akan menyerang sistem rudal milik North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang memang dipasang di wilayah Turki. “Kami siap untuk menyerang sistem pertahanan rudal Nato di Turki, jika kami menghadapi ancaman,” ungkap Kepala Pasukan Garda Revolusi Amir Ali Hajizadeh. Namun banyak pihak di Iran banyak negara asing yang bermaksud untuk merusak hubungan Iran dan Turki. Hal ini pun diutarakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Akbar Salehi. Saat bertemu dengan Deputi Menteri Luar Negeri Turki, Salehi mengatakan, ada pihak yang saat ini bekerja untuk memperburuk hubungan Turki dan Iran. Salehi juga menegaskan, Turki dan Iran harus memperkuat kerja sama bilateral demi menghindari perselisihan. Pejabat Turki juga berharap hubungan negaranya dengan Iran akan membaik seiring dengan meningkatnya kerja sama bilateral antar kedua negara ini. 

[OKEZONE]  

Iran Luncurkan Satelit “Omid” Pada February 4, 2008
 
CIA: “Saat ini London masuk jangkauan rudal Iran dan 2015 sudah sampai Washington”

Iran diperkirakan sudah berkemampuan untuk menghantam sebagian besar wilayah Eropa dan bahkan Inggris dengan rudal balistiknya, bahkan meskipun senjata-senjata itu belum diujicoba kemampuannya, kata kepala pertahanan rudal Pentagon di sini Senin. “Saya pribadi meyakini, berdasarkan apa yang pernah saya lihat, bahwa mulai sekarang Iran telah berkemampuan untuk mencapai sebagian besar dari wilayah Eropa, meskipun mereka belum pernah mendemonstrasikannya,” kata Letjen Henry Obering, dalam wawancara dengan kantor berita DPA.

Perkiraan Dinas intelijen AS menyebutkan Iran akan memiliki kemampuan menggempur AS pada 2015. Namun, perkembangan cepat iptek negara Islam itu menjadi perhatian penting Washington untuk segera menyelesaikan perjanjian-perjanjiannya dengan dua negara Eropa Timur, kata Obering. “Hal itu menjadi salah satu persoalan yang sangat kami cemaskan,” tuturnya.

 Republik Czech dan AS telah menuntaskan satu perjanjian untuk menjadi lokasi penempatan radar. Kesepatan tersebut ditangguhkan ratifikasinya oleh parlemen di Praha. Washington dan Warsawa masih berusaha menyelesaikan perjanjian untuk pangkalan bagi 10 radar pencegat rudal di Polandia.

Perundingan-perundingan terkendala oleh tuntutan-tuntutan bahwa AS harus menanamkan modalnya lebih banyak di dalam pertahanan udara Polandia. Proses panjang dengan Polandia tidak sampai menyebabkan penundaan besar dalam jadwal pengiriman satu atau dua radar pencegat pada 2011, dan pemasangan sepenuhnya pada 2013, kata Obering. “Kami memang akan melangkah lebih lambat ketimbang yang kami perkirakan,” katanya. Rusia juga menentang keras digelarnya radar anti-rudal dan menentang target-target AS di Czech dan Polandia sebagai lokasi penempatan radar tersebut. AS mengatakan, bahwa sistem itu terlalu kecil untuk merongrong strategi pengelakan Moskow.

Media Rusia, Senin, melaporkan pihak militer telah mempertimbangkan apakah perkembangan itu akan menghidupkan kembali Perang Dingin, seperti melanjutkan penerbangan-penerbangan pesawat pembom ke Kuba sebagai balasan atas rencana pertahanan rudal AS untuk Eropa. Tetapi Obering mengatakan, komentar-komentar dari Rusia itu merupakan contoh lain dari taktik ketakutan akan Perang Dingin yang dipergunakan Kremlin, dalam upayanya mencegah pengiriman perisai rudal tersebut.

Badan Pertahanan Rudal AS akan mulai melakukan ujicoba atas radar pencegat itu pada tahun 2009, dan rencana pengetesan pada tahun 2010 dan 2011, tuturnya. Jaringan televisi berbahasa Arab, Alalam, melaporkan bahwa Iran telah kembali meluncurkan satelit “Omid”. Alalam juga menyebutkan bahwa tujuan satelit ini semata-mata bersifat ilmiah dan untuk pengembangan riset. Teknologi, desain dan sistem operasi satelit ini adalah buatan lokal Iran. Dalam tahun ini juga, Iran memulai proyek stasiun luar angkasa untuk mengontrol 10 satelit lain yang akan diluncurkannya satu demi satu hingga 2010.

Dengan demikian, Iran telah menjadi satu dari 11 negara di dunia yang memiliki satelit sendiri dan berhasil meluncurkannya.  Antara lain ;


1. Rusia
4 Oktober 1957 Nama Satelit: Sputnik  

2. Amerika Serikat
31 Januari 1958 Nama Satelit: Explorer

3. Perancis
26 November 1965 Nama Satelit: Asterix  

4. Jepang
11 Februari 1970 Nama Satelit: Ohsumi

5. Cina
1970 Apr 24 Nama Satelit: Mao  

6. Inggris
28 Oktober 1971 Black Knight  

7. Eropa
24 Desember 1979 Nama Satelit: CAT  

8. India
18 Juli 1980 Nama Satelit: Rohini  

9. Israel
19 September 1988 Nama Satelit: Horizon  

10. Irak
5 Desember 1989 Nama Satelit: Rocket 3rd stage  

11. Iran
4 Februari 2008 Nama Satelit: Omid Roket Peluncur: Shahab-3  


Sumber : http://syiahali.wordpress.com

Tidak ada komentar: