Selasa, Oktober 27, 2009

Tanda Seorang Tidak Cocok Sbg Pengembang Software

.
.
Para programmer punya penghasilan yang besar. Pengembang software berpakaian casual di tempat kerjanya. Siapapun mampu belajar
sendiri untuk menjadi seorang programmer. Yang patut disayangkan adalah pasar pekerjaan penuh dengan orang-orang yang berintelejensi atau mungkin bahkan berpengetahuan tinggi, tapi tidak berperilaku atau berkepribadian yang benar untuk menjadi seorang programmer yang baik. Berikut ini adalah beberapa hal untuk dipertimbangkan saat kamu ingin memutuskan apakah kamu sebaiknya menjadi seorang pengembang software.
#1: Kamu lebih suka diajari daripada belajar sendiri
Jarang ada pelatihan di kebanyakan development shop. Usaha terbaik yang perusahaan lakukan adalah mengganti uang yang kamu keluarkan untuk membeli sebuah buku. Para programmer diharapkan tiba di hari pertama kerja dengan semua (atau setidaknya sebagian besar) skill yang mereka perlukan. Bahkan lebih buruk lagi, ada asumsi bahwa para programmer adalah orang-orang yang sangat pintar yang pintar menyelesaikan masalah. Asumsi itulah yang menyebabkan manajemen tingkat atas meyakini bahwa programmer yang bagus tidak membutuhkan pelatihan. Yang terakhir, pelatihan untuk pengembang amat mahal. Akibatnya? Saat kamu merubah posisi, kamu harus mencari tahu apa yang sedang terjadi dan mungkin kamu harus belajar sendiri.
#2: Kamu menyukai jam kerja yang tetap
Proyek pengembangan software tidak menerima keterlambatan. Bahkan proyek yang dihantarkan tepat waktu selalu terasa berjalan di belakang jadwal pada beberapa titik. Jika kamu tidak suka (atau tak bisa menangani) tuntutan yang tidak biasa atau berfluktuasi dari atasanmu, dunia pengembangan software bukanlah untukmu. Saat waktu makan tiba, atasanmu lebih memikirkan bagaimana caranya produk tiba di tangan klien jutaan dolar daripada permainan bola anakmu atau program TV baru yang kamu ingin saksikan.
#3: Kamu menginginkan kenaikan gaji secara reguler
Dunia pengembangan merupakan salah satu erosi nilai skill yang berkesinambungan. Nilai keahlian yang kamu kuasai semakin berkurang setiap hari. Teknologi berkembang dengan cepat, dan skill yang populer saat ini akan menjadi barang lama. Akibatnya, sulit untuk duduk di meja yang sama mengerjakan pekerjaan yang sama setiap hari dan mengharapkan kenaikan gaji agar besar gajimu melebihi biaya hidup yang terus meningkat. Kamu perlu memperbaharui skillmu untuk mempertahankan nilaimu. Sebagai tambahan, jika ingin meningkatkan cek pembayaranmu, kamu harus mengembangkan skill-skillmu dengan signifikan atau mendapatkan promosi internal atau pindah ke perusahaan yang lain.
#4: Kamu tidak mudah bergaul dengan baik dengan orang lain
Profesi ini tidak cocok untuk orang yang introvert atau lebih suka bekerja sendirian.
#5: Kamu mudah frustrasi
Pengembangan software seringkali bikin orang frustrasi. Dokumentasi yang ketinggalan jaman atau salah, programer sebelumnya menuliskan kode yang tak bisa dibaca, atasanmu membuat aturan yang tidak masuk akal… dll. Tak seorangpun ingin bekerja di samping seseorang yang selalu memaki-maki atau berteriak di depan monitor. Jika kamu adalah sejenis orang yang membutuhkan waktu 8 jam untuk pekerjaan yang seharusnya selesai dalam 10 menit, ini bukanlah karir bagimu.
#6: Kamu tertutup terhadap ide-ide yang lain
Dalam pemrograman, sebuah permasalahan sering memiliki lebih dari satu jawaban yang “benar”. Bila kamu tidak mempedulikan saran dari yang lain, atau tidak menangani kekritisan rekanmu dengan benar, kamu pasti akan kehilangan sesuatu yang penting. Saran dari orang yang tingkat pengalamannya berada di bawahmu bisa saja benar.
#7: Kamu bukan seseorang berkepribadian terperinci
Pemrograman sangat membutuhkan keterperincian. Jika kamu kesulitan memahami cerita sebuah film yang lebih kompleks daripada Conan the Barbarian atau kesulitan mengisi sebuah voucher potongan harga